Sabtu, 11 Februari 2017

SUBHANALLOH, ANGKASA MEMANG RUANGAN TAK TERHINGGA

Pernahkah kalian membayangkan seberapa luas jagat raya ini? Dan sesungguhnya apakah jagat raya ini memiliki ujung tertentu disana? Sungguh membingungkan ketika memikirkannya.

     Coba deh guys, liat perbedaan antara langit siang dan malam! Pada saat siang hari, langit tampak kebiru-biruan disertai dengan gumpalan-gumpalan awan dan sorot cahaya matahari. Sedangkan pada saat malam hari, langit tampak gelap dan terkadang hanya ada cahaya kecil dari bintang-bintang yang berkelap-kelip. Ataupun terkadang pula, ada benda bulat di angkasa seperti bola bekel yang sering berubah-ubah bentuknya pada waktu tertentu, yang disebut bulan.
    
     Membahas bulan, saya jadi teringat nih kisah Nyi Anteh, sang penunggu bulan yang sedang menjahit ditemani kucing kesayangannya. Eh tapi itu Cuma dongeng kan? Dongeng itu kan sebuah cerita yang mengandung unsur “Pamohalan” kalo kata bu guru Bahasa Sunda mah. Pamohalan itu artinya yang tidak mungkin terjadi atau istilahnya mustahil. Coba deh pikirin masa sih ada manusia yang bertahan di bulan tanpa memakai tabung oksigen? Tau kan, di angkasa itu ruang hampa gravitasi, pasti dia udah melayang-layang dan entah pergi kemana. Kalo iya ya Nyai Anteh itu ada di bulan, coba deh Tanya sama Bapak astronot yang pernah menginjakkan kaki di bulan, apakah dia ketemu sama Nyai anteh? Wkwkwk mitos ya guys..

     Ehh, ko jadi basa-basi sih, bahas sana bahas sini, balik lagi ke topik awal ya..
     Ngomong-ngomong nih guys, terjadinya siang dan malam itu akibat dari adanya rotasi atau perputaran bumi pada porosnya. (Jadi flashback materi ipa pas SD nih hehe :D). Bagian bumi yang terkena sinar matahari mengalami siang hari, dan sisi sebaliknya yang tidak tersinari matahari mengalami malam hari, alhasil bagian tersebut gelap dan terlihatlah angkasa yang dihiasi bintang-bintang pada yang bercahaya. Oh iya guys, sekedar mengingatkan nih, sebenarnya bulan itu ga bercahaya, pasti ingetkan perkataan bapa/ibu guru yang mengatakan bahwa bulan itu ga mempunyai sinar sendiri, melainkan memantulkan sinar dari matahari. Kasian yah si bulan, ternyata dia itu ga bercahaya, dia itu bukan bintang guys.
     Eh, kalian tau kan perbedaan bintang sama benda angkasa lainnya seperti planet dan satelit? Yup, bintang itu sebuah benda angkasa yang mempunyai sinar sendiri seperti matahari. Matahari itu bintangnya galaksi bima sakti. Galaksi yang kita tempati ini. Dan alam semesta ini masih baaaanyaaak lagi galaksi yang mempunyai bintang di dalamnya. Dan bintang-bintang yang bercahaya itu berasal dari bintang di galaksi lain. Kebayang kan betapa luasnya alam semesta ini? Lebih dari pengetahuan kita. Subhanalloh, maha suci Alloh dzat yang menciptakan segalanya.
     Ada juga benda yang tidak mempunyai sinar seperti bintang dan salah satunya adalah bulan, bulan itu termasuk satelit, satelit bumi kita. Satelit itu sebuah benda yang mengorbit pada sebuah planet. Ya seperti bulan, dia mengelilingi bumi kita, dan tampaklah posisi bulan yang berubah-ubah pada setiap waktu.

     Saya masih heran dan bingung, sebenarnya seberapa luas alam semesta ini? Adakah ujung alam semesta yang menjadi batas lingkupan tak terhingga? Menurut saya, luas alam semesta adalah batas pemikiran kita. Seberapa jauh pemikiran kita tentang alam semesta, sejauh itulah luas alam semesta. Kita tak dapat memikirkannya, itu terlalu jauh amat jauh. Untuk menyebrang ke galaksi lain saja kita memerlukan waktu jutaan tahun cahaya. Bayangkan, seberapa cepat cahaya melintas? Sangat cepat bahkan mata kita pun takkan menyadarinya. Saking cepatnya.


     Jadi intinya, alam semesta ini luas, begitu luas sekali, dengan jutaan benda angkasa yang beredar disana.

Wah, seru ya kalo udah bahas soal angkasa, pemikiran kita rasanya lebih terbuka lagi. Kekuasaan Allah memang tak terhingga.

Sekian dulu ya guys, next time kita lanjut kembali..

Sayonara !! :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar